Evolusi dan Dampak Kehidupan Malam: Dari Zaman Kuno hingga Budaya Modern
Kehidupan malam adalah istilah kolektif untuk hiburan yang tersedia dan umumnya lebih populer dari sore hari hingga dini hari. Ini termasuk pub, bar, klub malam, pesta, musik live, konser, cabaret, teater, bioskop, dan pertunjukan. Tempat-tempat ini sering kali memerlukan biaya pertanggungan untuk masuk. Hiburan kehidupan malam biasanya lebih berorientasi pada orang dewasa daripada hiburan siang hari. Orang yang lebih suka aktif di malam hari disebut burung hantu malam.
Sejarah
Kurangnya penerangan listrik, dikombinasikan dengan tuntutan tenaga kerja pertanian, membuat begadang setelah gelap sulit bagi kebanyakan orang di zaman kuno. Kota-kota kuno yang lebih besar, seperti Roma, dikenal berbahaya di malam hari. Situasi ini berubah di Eropa abad ke-17 dan ke-18 (dan kemudian menyebar secara global) dengan pengembangan dan penerapan pencahayaan buatan—seperti lebih banyak lampu domestik dan penerangan jalan tambahan—memfasilitasi kegiatan malam hari, terutama di antara kelas kerajaan dan sosial atas.
Selain itu, pengenalan cokelat, kopi, teh, dan kafe yang tetap buka hingga fajar menjadi perkembangan budaya yang signifikan, menciptakan ruang untuk interaksi sosial di malam hari.
Penelitian Sosiologi
Kehidupan malam telah menjadi bidang studi yang semarak bagi para sosiolog. Pendirian kehidupan malam, termasuk pub, bar, dan klub malam, berfungsi sebagai tempat ketiga—istilah yang diperkenalkan oleh sosiolog Ray Oldenburg di The Great Good Place.
Beberapa sarjana berpendapat bahwa pemandangan kehidupan malam yang semarak berkontribusi pada gerakan budaya dan politik. David Grazian menyoroti contoh-contoh seperti munculnya puisi beat, gaya visit us musik seperti bebop, urban blues, rock awal, dan peran kehidupan malam dalam mendorong gerakan hak-hak gay di AS, yang dicontohkan oleh Kerusuhan Stonewall di Greenwich Village, New York City.
Namun, ada perdebatan tentang kontribusi positif kehidupan malam terhadap modal sosial dan barang publik. Grazian menunjukkan bahwa kehidupan malam dapat meniru ketidaksetaraan masyarakat yang lebih luas terkait dengan ras, etnis, dan kelas. Dia mencatat bahwa beberapa klub malam, melalui aturan berpakaian yang menargetkan pakaian yang dipopulerkan oleh budaya hip-hop, terlibat dalam diskriminasi rasial informal. Selain itu, budaya klub terkadang dapat menumbuhkan lingkungan di mana pelecehan dan degradasi perempuan ditoleransi, dengan harapan untuk pertunjukan feminitas yang sangat seksual dari pekerja dan pelanggan.
Dampak Modernitas
Penggunaan pencahayaan buatan yang diawasi berbeda dengan siang hari alami mencerminkan kemajuan teknologi umat manusia. Penelitian oleh Euromonitor International menunjukkan meningkatnya permintaan di kalangan milenial dan zoomer untuk pengalaman kehidupan malam yang unik dan imersif.
Selain itu, munculnya platform digital dan media sosial telah secara dramatis membentuk kembali cara orang menemukan dan terlibat dengan kehidupan malam, memperkuat pengaruhnya dan memperluas jangkauannya. Karena kota-kota terus merangkul inovasi dan keragaman, kehidupan malam tetap menjadi ekspresi budaya modern yang dinamis dan berkembang. Perubahan lanskap perkotaan dan nilai-nilai masyarakat secara konsisten tercermin dalam kebiasaan kehidupan malam, mencerminkan zeitgeist masyarakat kontemporer.